Sukabumi, Jawa Barat muhsin@administrasipublik.com muhsin.alhasan

cinta indonesia, blog politik, share dan diskusi politik negeri, perkembangan politik, kebijakan politik, kebijakan ekonomi mikro dan makro,

Monday, March 24, 2025

Program Makan Bergizi Gratis : Dampak positif dan negatif serta tanggapan Media internasional dan media lokal

Program Makan Bergizi Gratis yang diluncurkan oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka bertujuan untuk meningkatkan status gizi anak-anak sekolah dan ibu hamil, serta mengurangi angka stunting di Indonesia. Namun, implementasi program ini menimbulkan berbagai dampak positif dan negatif yang perlu diperhatikan.​ (sumber : suara.com dan Reuters.)

Dampak Positif:

Peningkatan Status Gizi dan Kesehatan: Program ini dirancang untuk menyediakan makanan bergizi kepada hampir 90 juta anak-anak dan ibu hamil, dengan tujuan utama mengurangi angka stunting yang saat ini mencapai 21,5% pada anak di bawah lima tahun. Dengan asupan gizi yang lebih baik, diharapkan terjadi peningkatan kesehatan dan perkembangan anak secara keseluruhan.

Peningkatan Prestasi Akademik: Asupan gizi yang memadai dapat meningkatkan konsentrasi dan kemampuan belajar siswa, yang pada gilirannya dapat meningkatkan prestasi akademik mereka.

Stimulasi Ekonomi Lokal: Program ini berpotensi menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan permintaan produk pertanian lokal, sehingga dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di tingkat lokal.

Dampak Negatif:

Tantangan Logistik dan Keamanan Pangan: Insiden keracunan makanan yang dialami oleh puluhan siswa di Sukoharjo dan Nunukan menunjukkan adanya masalah dalam pengelolaan rantai pasok dan standar keamanan pangan. Hal ini menyoroti perlunya pengawasan ketat terhadap kualitas dan kebersihan makanan yang disediakan.

Beban Anggaran dan Keberlanjutan Finansial: Dengan estimasi biaya mencapai $28 miliar per tahun, terdapat kekhawatiran mengenai kemampuan pemerintah dalam membiayai program ini tanpa mengorbankan stabilitas fiskal dan program penting lainnya.

Ketepatan Sasaran dan Efektivitas Program: Kritik muncul terkait ketidakjelasan target sasaran program ini. Beberapa ahli menekankan bahwa untuk mengatasi stunting secara efektif, program harus lebih fokus pada ibu hamil, ibu menyusui, dan balita, bukan hanya pada anak sekolah.

Kesiapan Infrastruktur dan Koordinasi Antar Lembaga: Pelaksanaan program skala besar ini memerlukan koordinasi yang baik antara berbagai kementerian dan lembaga. Persiapan kelembagaan yang kurang matang dapat menghambat efektivitas program.

Apakah sudah tepat efisiensi anggaran untuk program makanan bergizi gratis ini?

Program Makan Bergizi Gratis yang diinisiasi oleh pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka merupakan langkah ambisius untuk meningkatkan status gizi anak-anak dan ibu hamil di Indonesia. Namun, pertanyaan mengenai efisiensi anggaran dalam pelaksanaan program ini menjadi perhatian utama.​

Alokasi Anggaran dan Tantangan Efisiensi:

Pada tahap awal pelaksanaan di tahun 2025, program ini dialokasikan dana sebesar Rp71 triliun, yang setara dengan sekitar 90% dari total anggaran perlindungan sosial Kementerian Sosial pada tahun yang sama. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa program ini dapat mengurangi alokasi anggaran untuk kementerian dan program lainnya yang juga penting. (​Sumber BBC News)

Untuk mendanai program ini, pemerintah berencana melakukan pemotongan anggaran sebesar Rp306,7 triliun di berbagai sektor, termasuk perjalanan dinas dan pengadaan peralatan kantor. Meskipun langkah ini menunjukkan upaya efisiensi, terdapat kekhawatiran bahwa pemotongan tersebut dapat mempengaruhi proyek infrastruktur dan aktivitas ekonomi lainnya. ​(Sumber : BBC News)

Langkah Efisiensi yang Dilakukan:

Presiden Prabowo telah menginstruksikan pemangkasan anggaran sebesar Rp200,2 miliar dalam program ini dengan mendorong penggunaan lahan pinjaman dari kementerian lain, pemerintah daerah, dan BUMN untuk pembangunan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Langkah ini bertujuan untuk mengurangi biaya pengadaan lahan dan meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran. ​(Sumber : UrbanJogja dan merdeka.com)

Evaluasi Efisiensi:

Meskipun upaya efisiensi telah dilakukan, beberapa ekonom menyoroti risiko jika penerimaan negara tidak sesuai harapan atau jika program ini memerlukan dana lebih besar dari perkiraan. Hal ini dapat menyebabkan defisit anggaran yang membengkak dan memaksa pemerintah untuk memotong dana dari program lain yang juga vital. ​(Sumber BBC News)

Selain itu, pengalokasian dana yang signifikan untuk program ini menimbulkan pertanyaan apakah anggaran tersebut merupakan penggunaan terbaik dibandingkan dengan kebutuhan mendesak lainnya seperti kesehatan, pendidikan, dan infrastruktur. ​(Sumber : BBC News)

Kesimpulan:

Program Makan Bergizi Gratis memiliki potensi besar dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Namun, untuk memastikan efisiensi anggaran, diperlukan perencanaan yang matang, transparansi dalam pengelolaan dana, serta evaluasi berkala terhadap dampak dan efektivitas program. Pemerintah perlu memastikan bahwa alokasi anggaran untuk program ini tidak mengorbankan kebutuhan penting lainnya dan tetap menjaga stabilitas fiskal negara.​ (Sumber : merdeka.com)

Bagaimana pemberitaan luar negeri tentang ekonomi indonesia di era Prabowo-Gibran?

Media internasional telah memberikan perhatian khusus terhadap kebijakan ekonomi yang diterapkan oleh Presiden Prabowo Subianto. Berikut adalah beberapa sorotan utama dari pemberitaan tersebut:​

Peluncuran Dana Kekayaan Negara (Danantara):

Presiden Prabowo meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) dengan tujuan mengelola aset negara senilai sekitar US$900 miliar. Media asing, seperti Financial Times, melaporkan bahwa Danantara akan mengkonsolidasikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan berinvestasi di sektor-sektor strategis. Namun, terdapat kekhawatiran dari investor mengenai tata kelola, potensi campur tangan politik, dan transparansi dana tersebut. ​(Sumber : CNNindonesia dan Financial Times)

Penurunan Pasar Saham dan Nilai Tukar Rupiah:

Kebijakan ekonomi yang diterapkan telah memicu reaksi negatif di pasar keuangan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan hampir 4% dalam satu hari, menambah penurunan 14,8% selama setahun terakhir, menjadikannya salah satu pasar dengan kinerja terburuk secara global. Nilai tukar rupiah juga melemah sekitar 2% terhadap dolar AS tahun ini. Penurunan ini disebabkan oleh kekhawatiran terhadap belanja sosial yang besar dan penurunan kepercayaan konsumen. ​(Sumber : Financial Times)

Intervensi Bank Indonesia:

Sebagai respons terhadap pelemahan rupiah dan kekhawatiran ekonomi, Bank Indonesia melakukan intervensi di pasar valuta asing dan mempertahankan suku bunga acuan di 5,75%. Langkah ini bertujuan untuk menstabilkan mata uang dan memulihkan kepercayaan pasar. Namun, kekhawatiran tetap ada mengenai pertumbuhan ekonomi yang melambat dan penurunan daya beli masyarakat. ​

Financial Times

Kebijakan Pemangkasan Anggaran dan Dampaknya:

Untuk mendanai program ambisius seperti Makan Bergizi Gratis senilai US$28 miliar per tahun, pemerintah menerapkan pemangkasan anggaran di berbagai sektor. The Australian melaporkan bahwa pemotongan ini menyebabkan penurunan layanan publik, pemutusan hubungan kerja, dan protes di berbagai wilayah. Kritikus khawatir bahwa langkah-langkah ini dapat memperburuk kondisi ekonomi dan menyebabkan ketidakstabilan politik. ​

The Australian dan CNNindonesia

Tanggapan Presiden terhadap Kritik:

Menanggapi kritik terhadap kebijakan efisiensi anggaran, Presiden Prabowo menegaskan komitmennya untuk melaksanakan janji kampanye, meskipun menghadapi penolakan dari berbagai pihak. Beliau menyatakan bahwa upaya penghematan ini ditujukan untuk kepentingan rakyat dan mengkritik birokrasi yang dianggap menghambat implementasi kebijakan. ​(Sumber : KOMPAS.com)

Secara keseluruhan, media internasional menyoroti bahwa meskipun kebijakan ekonomi Presiden Prabowo bertujuan untuk mendorong pertumbuhan dan kesejahteraan, tantangan signifikan terkait tata kelola, transparansi, dan dampak sosial ekonomi perlu ditangani untuk memastikan keberhasilan dan stabilitas jangka panjang.

Secara keseluruhan, meskipun Program Makan Bergizi Gratis memiliki potensi untuk membawa dampak positif signifikan dalam meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, tantangan terkait implementasi, pendanaan, dan pengawasan harus segera diatasi untuk memastikan keberhasilan dan keberlanjutan program ini.

Related Posts:

0 comments:

Post a Comment

Popular Posts